Danau Tanganyika yang tertua nomor dua dan kedua paling dalam di dunia telah menjadi lebih panas, kata penemuan terbaru yang dirilis hari ini.
Danau retak di wilayah timur Afrika itu mengalami pemanasan yang belum pernah terjadi sebelumnya selama satu abad terakhir, dan permukaan air mencapai titik paling panas daripada sebelumnya.
Air yang menghangat ini berkaitan dengan penurunan produktivitas danau yang mungkin mempengaruhi jumlah ikan di mana jutaan orang di wilayah ini bergantung pada tempat tersebut.
Patahan danau ini terbentuk saat dua bagian kerak benua meluas dan akhirnya menjadi cekungan laut selama jutaan tahun. Danau Tanganyika berusia 13 juta tahun dan memiliki kedalaman sekitar 1,5 kilometer. Danau yang paling dalam di dunia adalah danau Baikal di Siberia dengan kedalaman 1642 meter.
Peneliti mengambil sampel dari permukaan danau untuk mengukur sejarah temperatur selama 1500 tahun.
Danau Tanganyika juga mengalami perubahan temperatur terbesar di abad 20, di mana berdampak pada ekosistem yang unik dan bergantung pada pengangkutan nutrisi dari kedalaman menuju rantai makanan tempat ikan hidup.
“Data kami menunjukkan hubungan konsisten antara temperatur permukaan danau dengan produktivitas (misalnya jumlah ikan),” kata ahli geologi Jessica Tierney dari Brown University .
“Saat danau menjadi lebih hangat kami memperkirakan produktivitas akan menurun dan kami juga memperkirakan ini akan berdampak pada industri perikanan.”
Diperkirakan 10 juta orang tinggal di sekitar danau dan mencari ikan merupakan mata pencaharian dan komponen kehidupan lokal yang krusial. Lebih dari 200 ribu ton sarden dan 4 spesies ikan lain secara rutin dipanen dari danau Tanganyika, sebuah hasil tangkapan yang memberikan porsi yang signifikan bagi sumber makanan penduduk lokal, berdasarkan laporan tahun 2001 oleh Lake Tanganyika Biodiversity Project
sumber:http://www.inilah.com/news/read/teknologi/2010/05/17/538441/danau-terdalam-kedua-di-dunia-memanas/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar, Ok!!!